Rabu, 19 Januari 2011

Hikayat Tentang Keutamaan Menuntut Ilmu

Bersumber dari Ibrahim, ia dari Alqomah, ia dari Abdullah ra., ia berkata: "Rasulullah saw. bersabda: "Membaca Al Quran adalah pekerjaan orang-orang yang kecukupan ekonominya, shalat adalah pekerjaan orang-orang yang lemah, puasa adalah pekerjaan orang-orang fakir, membaca tasbih adalah pekerjaan orang-orang perempuan, sedekah adala hpekerjaan orang-orang dermawan, dan menghayal (angan-angan) adalah pekerjaan orang-orang lemah. Adakah kalian belum kutunjukkan perkerjaan pahlawan nan perkasa?"
Kemudian Rasulullah saw. ditanya: "Ya Rasulullah, apakah pekerjaan pahlawan nan perkasa itu?"
Rasulullah saw. menjawab: "Pekerjaan pahlawan nan perkasa adalah menuntut ilmu. Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya orang mumin di dunia dan di akhirat."
Dan di samping itu, Rasulullah saw. juga telah bersabda: "Saya adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya."

Sehubungan dengan sabda Rasulullah saw. yang artinya "Saya adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya.", maka kaum Khawarij, (kaum oknum-oknum yang keluar dari faham Ali ra.) menjadi hasud kepadanya.
Untuk itu, mereka berniat mengumpulkan sepuluh orang yang diambil dari pembesar-pembesarnya yang terkemuka, dengan maksud masing-masing hendak bertanya kepada Ali ra. tentang satu masalah secara bergiliran.
"Andaikata dia bisa menjawab pertanyaan kita masing-masing dengan jawaban yang berbeda-beda, jawaban yang satu dengan yang lain tidak sama, maka kita kalau dia orang yang pandai, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw.," demikian kata mereka.
Maka secara bergiliran, satu persatu dari 10 orang datang kepada Ali ra. untuk bertanya.
Penanya I
"Hai Ali, ilumu itu lebih utama dari hartakah? Ataukah sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu adalah lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya lagi.
"Dengan dasar bahwa ilmu adalah pusaka para Nabi, sedangkan harta adalah pusaka Karun, Saddad, Fir'aun, dan lain-lain," jawab Ali ra
Penanya II
"Hai  Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra.  menjawab: "Ilmu adalah lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya
"Dengan  dasar bahwa ilmu itu menjagamu, tapi kalau harta malah engkau yang menjaganya," jawab Ali ra. 
Penanya III
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa pemilik harta musuhnya banyak, sedasngkan bagi pemilik ilmu temannya banyak," jawab Ali ra.
Penanya IV
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa harta itu jika kau tasarrufkan jadi berkurang, tapi kalu ilmu jika tasarrufkan akan malah terus bertambah," jawab Ali ra.
Penanya V
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa pemilik harta disebut dengan bahil dan buruk, sedangkan pemilik ilmu disebut dengan nama keagungan dan kemuliaan," jawab Ali ra.
Penanya VI
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa harta itu akan dijaga dari dari pencuri, sedangkan ilmu tidak," jawab Ali ra.
Penanya VII
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa pemilik harta di akhirat akan dihisab, sedangkan pemilik ilmu akan mendapat syafaat," jawab Ali ra.
Penanya VIII
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa harta akan hancur berantakan karena lama ditimbun dan berlangsungnya zaman, sedangkan ilmu tidak akan musnah dan rusak," jawab Ali ra.
Penanya IX
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa harta membuat hati menjadi keras sedangkan ilmu membuat cahayanya hati," jawab Ali ra.
Penanya X
"Hai Ali, ilmu itu lebih utama daripada hartakah? Atau sebaliknya?"
Ali ra. menjawab: "Ilmu lebih utama daripada harta."
"Dengan dasar apa?" tanyanya.
"Dengan dasar bahwa pemilik harta mengaku menjadi tuhan akibat hartanya, sedangkan pemilik ilmu mengaku sebagai hamba karena ilmunya," jawab Ali ra.

Setelah pertanyaan selesai, kemudian Sahabat Ali ra. berkata: "Kalau mereka bertanya tentang hali ini (ilmu dan harta), niscaya akan kujawab dengan jawaban yang tak sama selagi aku masih hidup."

Akhirnya mereka datang ke Sahabat Ali ra. dan mereka masuk Islam kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar